Tanggal 24 Maret 1882 merupakan momen dimana dr Robert Koch, mengumumkan bahwa ia telah menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis, yakni Mycobacterium tuberculosis. Pada saat itu, wabah Tuberkulosis sedang menyebar di Eropa dan Amerika, yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang. Untuk mengenang hal inilah, maka tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Pada Hari TB sedunia tahun 2017 ini, Kemenkes RI mengangkat tema “Gerakan Keluarga Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis” melalui Gerakan #TOSSTB yaitu Gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis. FKM Universitas Jember sebagai sebuah institusi pendidikan yang bergerak di bidang kesehatan, turut berpartisipasi dalam peringatan ini dengan menggelar semiloka Peringatan Hari TB sedunia denga tajuk “ Penguatan Kapasitas Desa dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan TB di Kabupaten Jember”. Semiloka ini diselenggarakan pada tanggal 30 Maret 2017 di Aula FKM Universitas Jember.
“Sudah banyak penelitian dan riset yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi berkenaan dengan pencegahan dan penanggulan TB. Semiloka TB oleh FKM Universitas Jember ini merupakan bagian dari sosialiasi hasil penelitian tsb. Acara ini diharapkan dapat menghasilkan tindak lanjut dalam pencegahan dan penanggaulangan TB.” Demikian disampaikan Dwi Martianawati, dosen Bagian Epidemilogi dan Biostatistika Kependudukan FKM Universitas Jember dalam sambutannya sebagai Ketua Panitia Semiloka. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara, diantaranya Dyah Kusworini. S. KM., M. Si. Dari Dinas Kesehatan Kab. Jember, Dwi Martiana Wati, S. Si., M. Si dari FKM Universitas Jember, Ibu Selviya Nina dari PC Aisyiyah Jember dan Zetiawan Trisno, S. KM dari RS. Paru Jember.
Pameran Poster Hasil Penelitian tentang TB
Ibu Selviya Nina dari PC Aisyiyah Jember memapaparkan tentang implementasi program Community TB-HIV Care Aisyiyah. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2004 dan mulai dilaksanakan di Kab. Jember mulai tahun 2016. Hingga tahun 2017, Program TB Care Aisyiyah telah melingkupi 12 Kabupaten / Kota di wilayah Jawa Timur. Agenda kegiatannya meliputi : Pendidikan Kader TB, Pencarian aktif Suspek TB, Penyuluhan, Pendampingan pasien TB, pembangunan strategi advokasi bersama dalam penanganan penyakit TB-HIV, melakukan peningkatan pelayanan kesehatan bersama instansi terkait dan mendorong perhatian pemerintah terhadap penanganan TB khususnya di Kab. Jember. Sementara Zetiawan Trisno, Pengelola TB RO RS Paru Jember, menyampaikan tentang upaya penguatan strategi penanggulangan TB Nasional dengan berbasis masyarakat dengan prinsip 3 R : Revolusi Paradigma, Revolusi Penemuan Kasus, dan Revolusi Penatalaksanaan. Alumni FKM Universitas Jember ini juga menyampaikan tren kenaikan prosentase angka keberhasilan pengobatan pasien TB di Pakusari pada tahun 2013-2016. Pada tahun 2016 angka keberhasilannya mencapai 95% berkat inovasi Pakusari Merdeka TB.
Semiloka ini dihadiri berbagai pihak yang memiliki atensi terhadap pencegahan dan penanggulangan TB, diantaranya : Dinas Sosial, Kantor Kementerian Agama, Fatayat NU, PC Aisyiyah, Pemkab Jember, Puskesmas serta perwakilan dari Desa dan Kecamatan di Wilayah Kab. Jember. Pada Kesempatan ini Dekan FKM Universitas Jember, Irma Prasetyowati, mengungkapkan bahwa Kab. Jember menempati rangking 2 penderita TB se-Jatim, sementara Jatim adalah propinsi peringkat kedua di tingkat Nasional penderita TB. Untuk itu dibutuhkan kerjasama semua pihak dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit TB ini.